Jumat, 19 Juni 2015

Tujuan Ekonomi Islam



Terdapat dua  kelompok besar dalam paradikma ekonomi konvensional, yaitu kapitalis dan sosialis. Sistem kapitalis memandang bahwa manusia adalah pemilik satu-satunya terhadap harta yang telah diusahakan. Sedangkan sistem ekonomi sosialis memendang bahwa segala bentuk sumber kekayaan dan alat-alat produksi adalah milik bersama masyarakat. Sedangkan Negara hadir menggantikan masyarakat dengan dominasi pengontrolan tunggal.

Ilmu ekonomi bertujuan untuk mencapai kesejahteran manusia. Sejahtera menurut pengertian konvensional adalah adanya kecukupan manusia terhadap kebutuhan materi di dunia. Sedangkan sejahtera menurut Islam adalah kesejahteran yang tercapai baik di dunia dan akhirat. Tujuan Ekonomi Islam ialah membawa kepada konsep Al-Falah (kejayaan) di dunia dan akhirat sedangkan ekonomi konvensional hanyalah kepuasan dunia saja.


Untuk mencapai kemaslahatan perlu ada beberapa tujuan dalam sistem Ekonomi Islam, diantaranya seperti yang di paparkan oleh Dr. Muhammad Rawasi Qal’aji dalam bukunya yang berjudul Mabahis Fil Iqtishad Al-Islamiyah memaparkan bahwa tujuan ekonomi Islam dapat dijabarkan dalam 3 hal yaitu:

1.    Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negara
Pertumbuhan Ekonomi merupakan hal yang sangat fundamental, sebab dengan adanya pertumbuhan Ekonomi negara dapat melakukan pembangunan secara efektif. Dalam hal ini Ekonomi Islam memiliki konsep pembangunan yang didasarkan pada landasan filosofis yang terdiri dari tauhid, rububiyah, khilafah dan tazkiyah.

2.    Mewujudkan Kesejahteraan Manusia
Terpenuhinya kebutuhan pokok manusia dalam pandangan Islam sama pentingnya dengan kesejahteraan manusia sebagai upaya peningkatkan spiritual. Oleh sebab itu konsep kesejahteraan dalam ekonomi Islam tidak hanya  berorientasi pada terpenuhinya kebutuhan duniawi saja melainkan juga kesejahteraan spiritual dan ukhrowi.

3.    Mewujudkan Sistem Distribusi Kekayaan Yang Adil
Dalam pandangan Islam sesuatu yang sudah menjadi ketentuan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda. Tidak dibenarkan jika kelemahan tersebut dijadikan alat untuk mengeksploitasi kelmpok lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar